Beranda | Artikel
Orang Yang Mengingkari Hari Kebangkitan - Tafsir Al-Quran Surat As-Sajdah Bagian 2
Kamis, 10 September 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.

Orang Yang Mengingkari Hari Kebangkitan – Tafsir Al-Qur’an Surat As-Sajdah Bagian 2 merupakan bagian dari kajian tafsir yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abu ‘Abdil Muhsin Firanda Andirja, M.A. pada Rabu, 21 Al-Muharram 1442 H / 09 September 2020 M.

Kajian Tentang Orang Yang Mengingkari Hari Kebangkitan – Tafsir Al-Qur’an Surat As-Sajdah Bagian 2

Pada pertemuan lalu kita sampai pada ayat yang ke-9, dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan tentang kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, yaitu Allah ciptakan manusia dari air mani yang hina kemudian Allah sempurnakan bentuknya, Allah tiupkan ruh baginya, Allah berikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati namun di akhirnya, kata Allah:

…قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ ﴿٩﴾

namun hanya sedikit yang bersyukur.” (QS. As-Sajdah[32]: 9)

Kebanyakan mereka adalah kufur kepada kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah Allah berikan kenikmatan kepada manusia, dari tidak ada menjadi ada dengan disempurnakannya penciptaan manusia, namun ternyata ujungnya kebanyakan mereka tidak bersyukur.

Tafsir As-Sajdah ayat 11

Dan diantara bentuk tidak bersyukur mereka adalah perkataan mereka ini:

وَقَالُوا أَإِذَا ضَلَلْنَا فِي الْأَرْضِ أَإِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ ۚ بَلْ هُم بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ كَافِرُونَ ﴿١٠﴾

Dan mereka berkata: ‘Apakah jika kami telah lenyap di bumi, apakah kami akan dibangkitkan kembali dalam penciptaan yang baru?’ Akan tetapi mereka itu kafir pada pertemuan dengan Rabb mereka.” (QS. As-Sajdah[32]: 10)

Ini syubhat yang sering mereka sampaikan dan Allah sebutkan dalam beberapa ayat yang sama seperti ini. Contohnya seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

خَلَقَ الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ ﴿٤﴾

Allah telah menciptakan manusia dari nutfah, tiba-tiba mereka menjadi musuh yang nyata (menentang ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala)” (QS. An-Nahl[16]: 4)

Demikian juga dalam surat Yasin, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

أَوَلَمْ يَرَ الْإِنسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ ﴿٧٧﴾ وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ ۖ قَالَ مَن يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ ﴿٧٨﴾

Tidakkah manusia melihat Kami telah menciptakannya dari nutfah, tiba-tiba dia menentang dengan penentangan nyata. Bahkan dia buat pertanyaan dan dia lupa bahwasannya dia diciptakan dari tidak ada menjadi ada: ‘Siapa yang bisa menghidupkan tulang-tulang ini setelah hancur lebur?’” (QS. Yasin[36]: 78)

Sama seperti dalam surat As-Sajdah. Setelah diciptakan oleh Allah maka manusia ngeyel, mereka berkata: “Apakah kalau kita sudah lenyap dalam bumi kami akan dibangkitkan dalam ciptaan yang baru?”

Sebagian ulama dalam tafsir mereka mengatakan ini sebenarnya mereka sadar bahwasanya itu mungkin, bahwasanya kebangkitan lagi adalah perkara yang mungkin. Kenapa mereka ngeyel untuk menolak padahal mereka tahu hal itu mungkin? Karena mereka tahu mereka dulunya tidak ada menjadi ada. Dan perkara dibangkitkan kembali atau pengulangan itu lebih mudah. Kalau Allah pernah menciptakan manusia dari tidak ada menjadi ada, maka untuk mengulang kembali lebih mudah. Makanya Allah bongkar syubhat yang menjadi sebab mereka menolak adanya kebangkitan baru:

بَلْ هُم بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ كَافِرُونَ ﴿١٠﴾

Mereka tidak percaya dengan adanya hisab.” (QS. As-Sajdah[32]: 10)

Mereka tidak mau dihisab.

Oleh karenanya para ulama mengatakan bahwasannya syahwat seseorang mempengaruhi aqidahnya. Tatkala mereka ingin foya-foya di dunia, ingin melakukan apa yang mereka lakukan, ingin berzina, ingin minum khamr, ingin berbuat dzalim, mereka tidak mau dihisab. Kalau dibangkitkan kembali berarti konsekuensinya ada hisab dan mereka tidak mau. Makannya sesungguhnya yang membuat mereka ngeyel ini semua adalah mereka kafir dengan hari pertemuan dengan Rabb mereka, yaitu mereka tidak mau dihisap.

Dan ini sering terjadi. Seseorang kalau sudah senang maksiat tertentu, dia berusaha untuk menghalalkan. Oleh karena itu syahwat mempengaruhi pentarjihan, syahwat mempengaruhi aqidah, syahwat mempengaruhi fiqih seseorang. Karena terkadang dia tidak jujur dalam menilai suatu dalil, tapi karena ada kepentingan pribadinya atau sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan syahwatnya, maka dia berusaha memilih pendapat yang sesuai dengan hawa nafsunya. Dan itu terjadi. Lihatlah bagaimana orang musyrikin, sebenarnya secara logika mereka tahu bahwasannya mungkin Allah bangkitkan, tapi mereka tolak itu semua karena tidak mau dihisab.

Tafsir As-Sajdah ayat 11

Setelah itu Allah katakan kepada Nabi yang ini untuk membantah mereka:

قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ ﴿١١﴾

Katakanlah wahai Rasulullah: ‘Kalian akan diwafatkan oleh malaikat maut yang ditugaskan untuk mencabut nyawa kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan kepada Rabb kalian.’” (QS. As-Sajdah[32]: 11)

Ini semua merupakan dalil bahwasannya kalian mungkin dibangkitkan adalah beberapa hal:

Pertama, yang mampu Allah telah menciptakan kalian, dari tidak ada menjadi ada. Kemudian Allah yang mewafatkan kalian. Kalau Allah menciptakan dan mewafatkan kalian, berarti Allah yang mengatur kalian. Maka kesimpulannya adalah sangat mungkin Allah membangkitkan kalian. Kalau Allah mampu menciptakan kalian dan mampu mematikan kalian, maka Dia juga mampu untuk membangkitkan kalian.

Juga diantara bantahan kepada mereka, Allah mengatakan kepada mereka: “Kalian akan diwafatkan oleh malakul maut”. Malaikat maut disebut oleh sebagian ulama dengan nama Izrail, tetapi tidak ada riwayat shahih yang menyebutkan bahwa nama malaikat maut adalah Izrail. Kita panggil saja namanya malakul maut.

Ada yang berkata apakah malakul maut hanya satu saja atua dia banyak? Ada yang mengatakan dia cuma satu tapi penolongnya sangat banyak. Ada yang mengatakan malakul maut kalau ingin mencabut nyawa orang sangat mudah, seakan-akan di depan dia semua makhluk dan dia tinggal cabut mana yang dia kehendaki, dan ini adalah hal ghaib yang tidak kita pahami. Tapi intinya semua orang akan dicabut nyawanya oleh malaikat maut.

Kemudian ingat: “Setelah itu kalian akan dikembalikan kepada Rabb kalian untuk dihisab.” Kalian mau percaya atau tidak percaya, kalian akan dibangkitkan akan dibangkitkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tafsir As-Sajdah ayat 12

Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ …

Dan seandainya engkau melihat suatu kondisi yang sangat mengerikan, yaitu tatkala para pendosa tersebut.”

Siapa yang dimaksud orang mujrim? Diantaranya orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan dan tidak mau beriman dengan hari pertemuan dengan Allah, tapi mereka akan mati lalu dibangkitkan dan akan bertemu dengan Allah. Bagaimana kondisi mereka yang mengingkari hari pertemuan sementara mereka bertemu dengan Allah, bagaimana kondisi mereka tatkala mereka dihisab? Kata Allah:

إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ

“Tatkala orang-orang mujrim menundukkan pandangan mereka di sisi Rabb mereka dalam kondisi hina, dalam kondisi sedih, dalam kondisi menyesal, dalam kondisi memalukan.”

Kata Al-Qurtubi:

من الندم والخزي والحزن والذل والغم

“Dari penyesalan, kehinaan, kesedihan, kerendahan, kegelisahan.” Ini semua berkumpul dalam diri mereka sehingga mereka menundukkan pandangan mereka. Di dunia mereka sombong dan tidak meyakini hari kebangkitan, tidak ada hari pertemuan dengan Allah. Ketika Allah perintahkan malaikat maut untuk mematikan lalu pada saatnya mereka dikembalikan dan tiba-tiba hadir di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kondisi rendah.

Apa perkataan mereka?

رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا

Ya Rabb kami, sekarang kami sudah bisa melihat dan kami mendengar.

Sebelumnya mereka tidak bisa melihat dan sekarang sudah jelas, Allah bongkar seluruhnya. Mereka tadinya tidak percaya adanya hari kebangkitan dan sekarang mereka sudah hadir di hadapan Allah, mereka dibangkitkan.

Apa permohonan mereka?

فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ ﴿١٢﴾

Ya Allah kembalikanlah kami agar kami bisa beramal dengan amal shalih, kami sekarang percaya Ya Allah.” ((QS. As-Sajdah[32]: 12)

Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian tafsir yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Tentang Orang Yang Mengingkari Hari Kebangkitan – Tafsir Al-Qur’an Surat As-Sajdah Bagian 2


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49001-orang-yang-mengingkari-hari-kebangkitan-tafsir-al-quran-surat-as-sajdah-bagian-2/